Tepatnya sepuluh tahun yang lalu, aku mengalami sebuah keajaiban dari sorga. Keajaiban dari Allah yang tidak akan kulupakan. Kemanapun aku pergi selalu kusaksikan. Mukjizat kesembuhan itu merupakah hadiah dari Allah yang membuatku hidup sampai hari ini. Betapa tidak, tumor di rongga sinusitis yang sudah stadium tiga itu telah membuatku buta sebelah dan kehilangan rasa. Bukan hanya itu, wajahku bengkak (moon face) karena terlalu lama mengkonsumsi obat anti radang. Satu lagi yang hampir membunuhku, gula darahku 650.
Badan terasa lemas, jalan sempoyongan, dan sulit konsentrasi.
Ruang paktek dokter Karmen Wong itu menjadi saksi pertolongan Ilahi. Di ruang praktek itulah iman dan ketakutan bergelut, hidup dan mati berkecamuk di hati.
Saat dokter ahli oncology di rumah sakit Gleneagle itu menyerahkan dua lembar kertas yang harus kutandatangani, aku hampir tidak berdaya untuk mengangkat ballpoint dan membubuhkan tanda tangan. Khususnya lembaran yang kedua. Kertas itu bertuliskan perincian biaya perawatan yang harus kubayar. Terlalu mahal! Mustahil! Mana mungkin aku bisa membayar ongkos kemoterapi yang jumlahnya hampir 18 juta. Itu hanya untuk sekali terapi, padahal aku harus menjalaninya 15 kali. Belum lagi biaya radiasi yang harus aku jalani hingga 35 kali.
Temanku dari Luwuk, menderita penyakit yang sama, Yani Teng bilang "pokoknya harus siap-siap 400 juta". Aku hanya bisa menatap kertas itu sambil berdoa. Isteriku juga melihatnya namun ia tidak bicara apa-apa. Kami saling menatap, dan siap-siap membatalkan rencana pengobatan itu.
Untuk beberapa saat, kami berdua terdiam. "You have to sign before treatment," kata dokter Karmen. Dengan terus terang akupun berkata jujur "I do not have that much money". Ia langsung menyahut "So, how you will pay all the treatment cost?" "By faith, by my faith. I believe God will supply all my need".
Entah dari mana saya berani berkata saya akan bayar dengan iman, saat dokter bertanya "Bagaimana anda akan melunasi biaya perawatan?" Aku kaget saat dokter Karmen bilang, "di rumah sakit ini tidak ada pasien yang bayar pakai iman." Dalam hatiku aku percaya akan keajaiban. Seandainya disuruh pulangpun aku akan tetap akan melihat pertolongan Allah.
Untuk sejenak ruangan terasa sunyi.
Kami semua terdiam.
Isteriku meneteskan air mata, sementara hatiku terus berdoa.
Tiba tiba dokter bertanya "Apa pekerjaan Anda?" Saya jawab "Hamba Tuhan".
"Coba ceritakan pelayanan Anda" dia melanjutkan pertanyaan. Lalu aku ceritakan semua jenis pelayanan yang Tuhan percayakan, mulai dari panti asuhan hingga pelayanan radio di berbagai pulau. Setelah panjang lebar menjelaskan, tiba tiba ia berdiri dan meninggalkan kantor sambil berkata "tunggu saya sepuluh menit, jangan kemana mana".
Tanpa pikir panjang akupun langsung memanfaatkan waktu 10 menit itu untuk bersyafaat.
Aku memegang tangan isteriku sambil berdoa, kami berseru kepada-Nya. Dengan ajaib, Roh Allah mengingatkan aku kitab Yesaya 58:9 "Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata..."
Ruangan itu berubah menjadi altar penyembahan dan doa. Entah berapa lama kami tenggelam dalam doa, yang jelas kami kaget saat dokter kembali ke kantornya dan kami masih dalam posisi berdoa.
Dengan wajah penuh belas kasihan ia langsung menyalamiku sambil berkata "pak pendeta, Anda tidak perlu membayar biaya perawatan, "you are free of charge" alias gratis tis tis tis."
Haleluyah Puji Tuhan, Praise the Lord, God is Good.
Hati kami bersukacita dalam airmata.
Allahku memang luar biasa!
Akhir tahun 2014, kami berdua kembali ke Gleneagle lantai lima. Di ruangan yang sama kami menghadap dokter Karmen. Dengan polosnya ia membuka semua berkas-berkas yang diberikan oleh perawat yang namanya Yati. Tanpa basa basi ibu dokter itu berkata, "Pak pendeta, Anda datang ke klinik saya tanggal 19 Juli sepuluh tahun yang lalu. Saat itu mata Anda dalam keadaan buta sebelah, anda mengalami mati rasa dan wajah sebelah kiri kram, gula darah 650. Anda menderita kanker sinusitis stadium tiga. Jujur saya katakan, waktu itu saya tidak yakin kalau Anda bisa bertahan hidup. Hidup Anda hari ini adalah anugerah. Hasil PET Scan hari ini sangat bagus, Anda sudah bersih dari kanker. Padahal jenis kanker anda biasanya kambuh kembali dalam tiga tahun".
How Great is Our God... How Great is Our God.
Hanya kalimat itu yang bisa kami senandugkan setelah mendengar berita keajaiban, berita kesembuhan.
Allah sanggup melakukan jauh lebih besar dari yang kita pikirkan..
Jika sahabat sedang membutuhkan mujizat kesembuhan, taruh tangan kanan di dada. Pandanglah salib itu dan percayalah pada kuasa darah Yesus dan ucapkan "Oleh kuasa darah Anak Domba, dan oleh kesaksian kita, penyakitku telah disembuhkan oleh-Nya. Amen."
(Kisah Nyata ini dialami dan ditulis oleh Pdt Paulus Wiratno)